Contoh Perbedaan Kurikulum K13 dengan Kurikulum Merdeka



Contoh Perbedaan Kurikulum K13 dengan Kurikulum Merdeka


Pendidikan di Indonesia terus mengalami perubahan untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan kebutuhan peserta didik. Salah satu perubahan besar yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir adalah peralihan dari Kurikulum 2013 (K13) ke Kurikulum Merdeka. Kedua kurikulum ini memiliki filosofi dan pendekatan yang berbeda dalam mendidik siswa. Untuk memahami perbedaan tersebut, mari kita lihat beberapa contoh nyata perbedaannya dalam aspek tujuan, proses pembelajaran, peran guru, serta evaluasi pembelajaran.


1. Fokus dan Tujuan Pembelajaran


Kurikulum 2013 (K13):

K13 dirancang untuk membentuk peserta didik yang berpengetahuan luas dan memiliki kompetensi abad 21 (4C: critical thinking, creativity, communication, collaboration). Kurikulum ini menekankan pada integrasi antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap melalui pendekatan tematik dan ilmiah.


Kurikulum Merdeka:

Kurikulum Merdeka lebih menekankan pada pengembangan karakter dan potensi individu peserta didik. Tujuannya adalah menciptakan siswa yang mandiri, kreatif, dan berpikir kritis dengan memberikan kebebasan kepada sekolah dan guru untuk menyusun pembelajaran sesuai konteks dan kebutuhan siswa.


Contoh Perbedaan:

Di K13, semua siswa di seluruh Indonesia mengikuti struktur kurikulum dan materi pelajaran yang sama secara nasional. Di Kurikulum Merdeka, sekolah dapat memilih sendiri beberapa konten, seperti projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5), yang memungkinkan mereka menyesuaikan tema dan metode dengan kondisi lokal.



---


2. Struktur Kurikulum dan Mata Pelajaran


K13:

Mata pelajaran disusun secara terstruktur dan padat. Terdapat banyak konten pembelajaran, terutama pada jenjang SMP dan SMA. Pelajaran disampaikan secara linier dan berorientasi pada pemenuhan silabus nasional.


Kurikulum Merdeka:

Struktur kurikulum lebih sederhana. Konten dikurangi dan difokuskan pada esensi materi. Siswa diberikan ruang untuk mendalami mata pelajaran secara lebih menyeluruh melalui pendekatan yang disebut “fokus pada kompetensi esensial.”


Contoh Perbedaan:

Pada jenjang SMA, di K13, siswa masih belajar semua mata pelajaran umum di kelas X. Sementara di Kurikulum Merdeka, siswa kelas X mulai memilih mata pelajaran pilihan yang sesuai minat dan bakat mereka (mirip sistem kuliah).



---


3. Peran Guru dalam Pembelajaran


K13:

Guru berperan sebagai fasilitator, namun tetap memiliki kontrol penuh dalam merancang pembelajaran sesuai silabus yang ditetapkan oleh pemerintah. Pendekatan saintifik menjadi metode utama, yang kadang membatasi fleksibilitas guru.


Kurikulum Merdeka:

Guru diberikan otonomi lebih besar dalam menyusun perangkat ajar, memilih metode, serta merancang kegiatan belajar. Pemerintah hanya menyediakan kerangka dasar (CP – Capaian Pembelajaran), sedangkan guru bebas menentukan cara mencapainya.


Contoh Perbedaan:

Dalam K13, guru wajib menggunakan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan format baku 13 komponen. Di Kurikulum Merdeka, guru cukup menyusun modul ajar yang lebih fleksibel dan praktis.



---


4. Evaluasi dan Penilaian


K13:

Penilaian terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diukur melalui berbagai instrumen. Nilai sikap seperti “jujur, disiplin, tanggung jawab” masuk dalam rapor sebagai bagian dari penilaian holistik.


Kurikulum Merdeka:

Penilaian lebih menekankan pada formatif (proses), bukan hanya sumatif (hasil akhir). Penilaian digunakan untuk membantu siswa tumbuh, bukan sekadar memberi nilai. Fokusnya adalah umpan balik yang membangun.


Contoh Perbedaan:

Di K13, ujian tengah semester dan ujian akhir masih menjadi penentu nilai akhir. Di Kurikulum Merdeka, guru lebih menilai proses, seperti keaktifan siswa saat diskusi, proyek, atau hasil refleksi individu.



---


5. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)


Fitur khas Kurikulum Merdeka yang tidak ada di K13.

P5 adalah kegiatan lintas disiplin yang bertujuan membentuk karakter dan nilai-nilai Pancasila seperti gotong royong, kebhinekaan, dan kemandirian. Siswa bisa belajar melalui kegiatan nyata seperti membuat taman sekolah, kampanye lingkungan, atau proyek budaya lokal.



---


Kesimpulan


Kurikulum Merdeka hadir sebagai jawaban atas tantangan pendidikan modern yang menuntut pembelajaran lebih bermakna, fleksibel, dan berpusat pada siswa. Meski K13 dan Kurikulum Merdeka memiliki tujuan yang sama dalam membentuk generasi yang cerdas dan berkarakter, pendekatan yang digunakan sangat berbeda. Dengan adanya contoh-contoh di atas, kita bisa melihat bahwa Kurikulum Merdeka memberikan ruang lebih luas bagi siswa dan guru untuk berkembang sesuai kebutuhan dan potensi masing-masing.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Kurikulum K13: Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Indonesia

Persamaan Kurikulum 2013 (K13) dan Kurikulum Merdeka